Wednesday, 29 January 2014

Ahli Astronomi Muslim

Astronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan benda-benda langit (seperti bintang ,planet,komet atau galaksi) serta fenomena alam yang terjadi di luar bumi ( seperti radiasi latar belakang kosmik), ilmu ini secara pokok mempelajari berbagai sisi dari benda langit. Astronomi kerap dijuluki 'Ratu sains'.


Astronomi merupakan salah satu ilmu yang berkembang pesat di dunia Islam. jejak astronomi tertua ditemukan dalam peradaban sumeria dan Babilonia yang tinggal di mesopotamia ( 3500 - 3000 SM ). tetapi bangsa Sumeria hanya menerapkan bentuk- bentuk dasar Astronomi , Astronomi berkembang pesat pada masa keemasan Islam (8 - 15 M). Salah satu bukti dan pengaruh astronomi Islam yang cukup signifikan adalah penamaan beberapa bintang yang menggunakan Bahasa arab ( seperti Aldebaran dan Altair , alnitak , alnilam , mintaka ( 3 bintang terang di sabuk orion) , Aldebaran,algol ,altair , dan betelgeus. 

Ilmuwan Islam begitu banyak berkonstribusi dalam Dunia Astronomi. Hasil pikir dan kerja keras para sarjana Islam di era keemasan Islam itu di adopsi serta dikagumi para ilmuwan barat. contoh para ahli astronomi Islam yang berkonstribusi di bidang 'Ratu Sains' itu :

1) Al-Battani (858 - 949).


salah satu karyanya yang terpopuler adalah Al-Zij Al-sabi. Kitab itu sangat bernilai dan dijadikan rujukan para ahli astronomi Barat selama beberapa abad, selepas Al-battani meninggal Dunia. Ia berhasil menentukan perkiraan awal bulan baru, perkiraan panjang matahari, dan mengoreksi hasil kerja ptolemeus mengenai orbit bulan dan beberapa planet tertentu.


2)Al-Sufi (903-986 M).


 Orang Barat menyebutnya Azophi. Nama lengkapnya adalah Abdur Rahman as-Sufi. Al-Sufi merupakan sarjana Islam yang mengembangkan astronomi terapan. Ia berkontribusi besar dalam menetapkan arah laluan bagi matahari, bulan, dan planet dan juga pergerakan matahari. Dalam Kitab Al-Kawakib as-Sabitah Al-Musawwar, Azhopi menetapkan ciri-ciri bintang, memperbincangkan kedudukan bintang, jarak, dan warnanya. Ia juga ada menulis mengenai astrolabe (perkakas kuno yang biasa digunakan untuk mengukur kedudukan benda langit pada bola langit) dan seribu satu cara penggunaannya.


3) Ibnu Yunus (950-1009 M)
Buah pemikiran Ibnu Yunus mampu mempengaruhi ilmuwan Barat. ”Pada abad ke-19 M, Simon Newcomb menggunakan teori yang ditemukan Ibnu Yunus untuk menentukan percepatan bulan,” papar John J O’Connor, dan Edmund F Robertson, dalam karyanya Abul-Hasan Ali ibnu Abd al-Rahman ibnu Yunus”.

No comments:

Post a Comment