Subhanallah yang telah mencipakan alam semesta .Langit yang luasanya tak terjangkau oleh perhitungan manusia itu, ternyata bukanlah ruang kosong, tetapi berisi bermacam-macam benda, baik benda yang tergolong besar seperti bintang-bintang, planet-planet, satelit dan sebagainya, juga benda-benda yang tergolong kecil, seperti atom-atom, molekul-molekul, dan sebagainya. Benda-benda itu pun tidak hanya diam dan tenang, tetapi semuanya beredar pada orbitnya masing-masing secara seimbang dan serasi sesuai dengan qadar Allah sampai pada waktu yang ditentukan.
(وَالسَّمَآءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ (الرحمن /55:7
Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). (QS. al-Rahman/55: 7)
(38:36/وَالشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ ﴿يس
Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Yasin/36: 38)
Galaksi (al-Buruj)
Galaksi atau yang dalam terminologi al-Qur’an disebut al-buruj, merupakan suatu sistem dari himpunan besar yang terdiri dari bintang-bintang yang jumlahnya jutaan, bahkan milyaran.
Galaksi yang menghimpun tata surya ini biasanya disebut dengan galaksi bima sakti atau milky way. Galaksi ini bisa dilihat di malam hari yang cerah seperti embun tipis membentang dari arah timur laut ke arah barat daya. Apabila dilihat dengan teleskop ternyata bukanlah embun, tetapi berupa butir-butir bintang yang jumlahnya lebih dari seratus milyar, di mana matahari ini termasuk salah satu bagian dari butir-butir bintang tersebut. Sehubungan dengan hal ini Musthafa Ks menulis sebagai berikut:
Sampai kira-kira setengah abad yang lalu para astronom masih beranggapan bahwa tidak ada lagi kelompok-kelompok bintang di luar galaksi bima sakti, tetapi setelah ada teropong yang lebih besar lagi, telah diketahui pula beberapa galaksi lagi yang di dalamnya berisi bermilyar-milyar bintang, kemudian diketahui sekitar 30 juta galaksi dan seterusnya diketemukan sekitar 100 juta galaksi, akhirnya dengan teropong teleskop terbesar di dunia Mount Palamor diketahui galaksi di alam semesta ini tak terhingga jumlahnya.
Menurut pengamatan yang dilakukan oleh Dr. Edwin P. Hubble, seorang sarjana di Observatorium Mount Wilson, California, Amerika Serikat pada tahun 1925 dapat dibuktikan bahwa galaksi-galaksi yang tampak dari bumi itu selain berotasi juga saling berjatuhan dan menjahui bumi, sehingga dapat dikatakan bahwa ruang alam kita ini bersama-sama dengan galaksi-galaksi itu berekspansi. Jadi, alam ini mengembang dengan ekspansinya galaksi-galaksi itu. Teori ini kemudian dikenal dengan “The Expanding Universe”. Menurut teori ini bahwa alam semesta bersifat seperti balon atau gelembung karet yang sedang ditiup ke segala arah.
Ternyata, sebelum Hubble menemukan teorinya, bahwa alam ini mengembang, dalam al-Qur’an telah dijelaskan bahwa Allah swt. meluaskan langit dengan berekspansinya galaksi-galaksi itu. Pernyataan bahwa alam semesta itu berekspansi dapat ditemukan dalam QS. al-Dzariyat/51: 48. Prof. Dr. Ahmad Baiquni, salah seorang pakar astronomi asal Indonesia, menerjemahkan ayat tersebut sebagai berikut:
Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (atau kekuatan) Kami dan sesungguhnya Kamilah yang meluaskan-nya. (QS. al-Dzariyat/51: 48)
Ayat ini secara jelas menunjukkan adanya korelasi antara konsepsi al-Qur’an dengan teori Edwin Hubble tersebut di atas. Menurutnya, bahwa benda-benda alam semesta ini terus berkembang meluas sehingga galaksi-galaksi itu saling menjauh dari yang satu dengan yang lainnya. Semua itu menurut perintah Allah yang menciptakannya dan terus demikian sampai pada waktu yang telah ditentukan.
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahaminya (QS. al-Nahl/16: 12)
Bintang (al-Najm)
Bintang dalam bahasa al-Qur’an biasa disebut sebagai al-najm, jamaknya al-nujum.63 Term lain yang digunakan al-Qur’an untuk menyebut bintang adalah kaukaba (jamak: kawakib). Sedangkan dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan star(plural: stars), yaitu: any one of the bodies seen in the sky at night as distant point of light,64 benda yang kelihatan di langit pada waktu malam seperti sumbu titik kecil yang bercahaya sendiri.
Bintang yang apabila dilihat dengan mata kepala kelihatan sangat kecil mungil itu sebenarnya merupakan benda raksasa yang sangat panas sekali sampai beribu-ribu derajat celcius. Panas itu timbul dari hasil perpaduan antara atom-atom hidrogen. Dengan demikian, bintang itu memiliki cahayanya sendiri dan bukan merupakan cahaya pantulan dari benda lain, seperti halnya planet-planet dan satelit yang terlihat bercahaya, yang kesemuanya itu merupakan hasil pantulan dari sinar matahari. Hal ini secara gamblang diilustrasikan oleh al-Qur’an dalam QS. al-Thariq/86: 1-3, sebagai berikut:
Demi langit dan yang datang pada malam hari, tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?, (yaitu) bintang yang cahayanya menembus (QS. al-Thariq/86: 1-3)
Teks ayat ini secara tegas menunjukkan bahwa bintang itu mempunyai cahaya sendiri yang mampu menembus ruang angkasa, dan cahayanya memancar sampai di permukaan bumi yang dapat dilihat oleh penglihatan mata pada waktu malam hari. Bintang-bintang itu pun berotasi akibat gaya tarik yang dimilikinya, sehingga mereka terjaga dari jatuh ke pusat galaksi. Mengenai hal ini Musthafa Ks menulis sebagai berikut:
Menurut para ahli, rotasi bintang-bintang itu disebabkan ditarik oleh gaya tarik centripetal (gaya tarik ke dalam) dari galaksinya masing-masing. Untuk mengimbangi agar mereka (bintang-bintang) tersebut tidak jatuh pada pusat galaksi, maka mereka berputar dengan gaya tarik centrifugalnya (gaya tarik keluar).65
Bintang sebagai benda-benda angkasa beredar mengelilingi matahari. Di antara manfaat adanya bintang-bintang di angkasa raya itu bagi kehidupan atau kebutuhan manusia adalah dapat dijadikan sebagai petunjuk kompas arah di malam hari. Sebab yang demikian itu telah dijelaskan dalam al-Qur’an.
Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui (QS. al-An’am/6: 97)
Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk (QS. al-Nahl/16: 16)
Manusia mengenal dua gugus bintang yang dapat dijadikan sebagai petunjuk arah atau waktu di malam hari, apabila mereka berada di tengah-tengah samudra atau padang sahara yang luas, yaitu:
Pertama, bintang biduk (bintang tujuh). Bintang jenis ini biasanya digunakan untuk mengetahui arah pada malam hari, yaitu dengan cara membuat garis lurus sebagai penghubung di antara bintang-bintang itu, maka akan diketahui arah utara. Bintang ini menampakkan diri pada bulan Maret sampai bulan Juli, yang letaknya di belahan bumi sebelah utara.
Kedua, bintang pari (bintang gubug penceng atau bintang salib selatan). Sebagaimana mengetahui arah utara, cara yang digunakan untuk mengetahui arah yang ditunjukkan oleh bintang ini kita harus membuat garis-garis penghubung antara bintang-bintang tersebut. Sedangkan gugus bintang ini menampakkan diri pada bulan Maret sampai Agustus pada belahan bumi sebelah selatan.
Adapun besarnya bintang-bintang di langit ada yang lebih besar dari matahari dan ada yang lebih kecil. Bintang yang lebih besar dari matahari diperkirakan para ahli ada 25 % dari jumlah 100 milyard bintang dalam galaksi kabut susu ini.
No comments:
Post a Comment